TIMES BLORA, PACITAN – SMKN 1 Donorojo Pacitan terus berinovasi dalam mencetak generasi muda yang mandiri dan berdaya saing menjadi milenial entrepreneur. 

Sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan, sekolah ini menerapkan sistem pembelajaran berbasis Teaching Factory (TEFA), yang menggabungkan teori dengan praktik langsung di dunia industri. 

Tak hanya membekali siswa dengan keterampilan teknis, SMK Negeri 1 Donorojo juga mendorong mereka menjadi wirausaha muda yang sukses sejak dini.

Salah satu bukti nyata keberhasilan program ini adalah Arista Ramadhani, siswa kelas XI dari program studi Desain dan Produksi Busana, yang telah merintis usaha sendiri di Pasar Akik Gua Tabuhan. 

Arista memanfaatkan keterampilan yang diperoleh di sekolah untuk mengembangkan bisnisnya dengan menjual produk-produk unggulan dari jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Donorojo yang dibranding dengan merek Sedjajar.

Arista Ramadhani  melayani pembeli. (Foto: Ardiani RR for TIMES Indonesia)

“Berkat produk-produk unggulan dari Tata Busana di sekolah, saya bisa memperkaya barang dagangan saya dan menarik lebih banyak pembeli. Ini merupakan peluang besar untuk berkembang dalam dunia usaha,” ujar Arista, Rabu (26/2/2025). 

Tidak hanya menjual batu akik dan aksesori batu alam seperti pedagang lainnya di pasar tersebut, Arista menghadirkan produk busana dan aksesori hasil kreativitas siswa SMK Jajar. 

Barang yang dijualnya meliputi kaos, baju, tas, dompet dari kain perca, ecoprint, serta aksesoris unik lainnya. Keberanian Arista dalam berinovasi ini ternyata membuahkan hasil.

Dalam enam bulan sejak merintis usahanya pada Juni 2024, Arista mampu meraih keuntungan sekitar Rp300.000 hingga Rp400.000 per bulan. 

Keberhasilannya menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, kreativitas, serta dukungan dari sekolah, siswa SMK bisa merintis usaha sendiri bahkan sebelum lulus.

Tentu, perjalanan bisnis tidak selalu mulus. Arista mengakui bahwa keterbatasan modal dan waktu berdagang menjadi tantangan utama. Namun, ia menemukan solusi cerdas untuk mengatasinya.

Keterbatasan modal ia siasati dengan sistem konsignasi, di mana ia bisa mengambil barang dagangan dari pemasok tanpa harus membayar di awal. 

Produk yang tidak laku bisa ditukar dengan yang lebih up-to-date, sehingga stok dagangannya selalu menarik bagi pelanggan.

Sementara itu, keterbatasan waktu berdagang ia atasi dengan memanfaatkan media sosial TikTok untuk memperluas jangkauan pasar. Dengan strategi digital marketing ini, Arista bisa tetap berjualan meski tidak selalu berada di lapaknya.

Siapkan Siswa Hadapi Dunia Usaha

SMKN 1 Donorojo berkomitmen untuk mempersiapkan siswa tidak hanya sebagai tenaga kerja terampil, tetapi juga sebagai wirausaha mandiri.

 Dengan dukungan sistem pembelajaran TEFA dan berbagai program kewirausahaan, sekolah ini berupaya mencetak generasi muda yang siap bersaing di pasar global.

“Inisiatif ini membuktikan bahwa pendidikan yang relevan dan berbasis kebutuhan pasar sangat penting. Siswa tidak hanya disiapkan untuk bekerja di perusahaan, tetapi juga memiliki peluang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri,” kata salah satu pengajar SMK Negeri 1 Donorojo, Ardiani. 

Keberhasilan Arista menjadi contoh inspiratif bagi siswa lain untuk berani memulai usaha sejak dini. Tidak harus dengan modal besar, tetapi yang paling utama adalah mental wirausaha yang kuat dan keberanian untuk mencoba. 

Dan akhirnya, SMKN 1 Donorojo Pacitan berupaya terus menjadi gerbang bagi para milenial entrepreneur untuk sukses di dunia usaha. (*)