TIMES BLORA, BLORA – Menjelang pergantian tahun 2025-2026, suasana sudut-sudut Kota Blora semakin semarak. Deretan penjual terompet yang bermunculan di tepi jalan dan sudut kota tak hanya menarik perhatian pembeli, tetapi juga menjadi objek bidikan kamera para konten kreator Gen-Z.
Salah satunya Hanum Nafeeza Mukholida, konten kreator muda asal Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang.
Bersama sejumlah temannya, Hanum sengaja membuat konten video dan foto penjual terompet sebagai bagian dari latihan kemampuan videografi dan fotografi menggunakan kamera gawai.
“Kami dari SMK Annuraniyah jurusan Desain Komunikasi Visual, kebetulan sedang PKL di Dinas Kominfo Blora. Jadi membuat konten tentang penjual terompet ini jadi pembelajaran yang menarik dan bermanfaat menyambut tahun baru 2026,” ujar Hanum di Blora, Senin (29/12/2025).
Tak hanya mengasah visual, momen tersebut juga dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan lain. Zilviana Dewi mengatakan, dirinya dan tim melatih kemampuan desain grafis dengan membuat poster, thumbnail, hingga konten visual untuk promosi penjual terompet.
Selain itu, mereka juga belajar storytelling, penulisan skenario, serta kerja tim dalam menghasilkan konten yang berkualitas.
“Kami berharap karya-karya ini bisa menambah portofolio untuk bekal mencari kerja atau melanjutkan studi,” kata Zilvi.
Menurutnya, konten tentang penjual terompet di Blora juga memiliki tujuan sosial. Mulai dari meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendukung UMKM lokal, menampilkan kreativitas penjual terompet dalam menyambut Tahun Baru 2026, hingga memberi inspirasi berwirausaha.
Bahkan, konten tersebut diharapkan ikut mendongkrak citra Blora sebagai daerah yang hidup dengan aktivitas budaya dan ekonomi rakyat.
“Selain itu, kami juga ingin membuat konten yang menarik dan lucu supaya engagement di media sosial meningkat,” ucapnya.
Di sisi lain, para penjual terompet pun berharap banyak dari momen tahunan ini. Yanto, penjual terompet asal Desa Pilang, Kecamatan Randublatung, mengaku sudah lima hari berjualan di trotoar sebelah timur Alun-alun Blora.
“Saya ambil terompet dari pembuatnya, bukan bikin sendiri. Sehari alhamdulillah bisa laku 20 sampai 30 buah,” kata Yanto.
Harga terompet yang dijual bervariasi, mulai Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu per buah. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Yanto optimistis penjualan akan semakin ramai menjelang malam pergantian tahun.
“Kalau sudah dekat tahun baru biasanya pembeli ramai. Semoga ini jadi berkah untuk saya, penjual lainnya, dan masyarakat Blora,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Ahmad Rengga Wahana Putra [MG-301] |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |