TIMES BLORA, JAKARTA – Hizbullah menghujani kota Haifa dan Tiberias dengan roket, Senin pagi ini, dan Israel membalasnya dengan mengebom pinggiran kota.

Israel pada Minggu (6/10/2024) juga melancarkan operasi baru di Gaza utara, dimana militernya mengatakan melihat tanda-tanda Hamas berkumpul kembali.

Ratusan warga Palestina melarikan diri dari operasi baru tersebut . Di tempat lain di daerah kantong itu, serangan udara Israel terhadap tempat penampungan sementara, menyebabkan 25 orang meninggal dunia.

Serangan udara Israel di Jalur Gaza pada hari itu menargetkan sebuah masjid dan sebuah sekolah yang dijadikan tempat perlindungan, kata militer Israel dan mereka  terus melanjutkan kampanye pengeboman di Gaza utara dan Lebanon selatan dalam perang yang meluas dengan proksi yang didukung Iran.

Militer Israel mengatakan, telah menyerang gedung-gedung di kota Gaza bagian tengah, Deir al Balah, dan menggambarkan kedua lokasi itu sebagai "pusat komando dan kendali" Hamas yang berada di antara warga sipil, tanpa memberikan bukti atas klaimnya.

Kementerian Kesehatan Gaza yang tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan mengatakan, 26 warga Palestina meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka.

Serangan hari Minggu kemarin, seperti dilansir The Washington Post, terjadi menjelang peringatan pertama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, saat kawasan itu bersiap menghadapi serangan balik Israel secara langsung terhadap Iran atas rentetan rudal balistiknya minggu lalu.

Minggu pagi, militer Israel juga mengeluarkan peta yang tampaknya menandai hampir seluruh wilayah Gaza utara sebagai zona evakuasi, dengan mengatakan bahwa ini adalah persiapan untuk "fase baru" dalam perang.

Itu terjadi beberapa jam setelah pesawat tempur Israel menyerang Jabaliya, di bagian utara daerah kantong itu.

Militer Israel mengatakan telah mengepung daerah tempat mereka mengidentifikasi pejuang Hamas dan upaya Hamas untuk membangun kembali kekuatan operasionalnya.

Situs Militer Israel Dibom

Sementara itu dilansir Al Jazeera, Hizbullah menjatuhkan bom di situs-situs militer di Haifa dan Tiberias itu dengan rudal dan  melukai 10 orang, sementara Israel melancarkan serangan kekerasan di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.

Rumah Sakit Rambam Israel mengumumkan,  bahwa mereka telah menerima 6 korban akibat jatuhnya roket di Haifa.

Hizbullah Lebanon mengatakan, pengeboman pangkalan Carmel di selatan Haifa dilakukan dengan rudal 'Fadi 1' untuk membela Lebanon dan rakyatnya.

Tentara Israel juga mengakui bahwa 5 rudal diluncurkan dari Lebanon menuju Haifa, dan pertahanannya gagal mencegatnya.

Sementara Perusahaan Penyiaran Israel mengumumkan, bahwa dua orang terluka sedang dan berat di Tiberias akibat rudal yang ditembakkan ke arah kota. 

Hizbullah mengatakan, mereka menargetkan pangkalan militer Israel di dekat Haifa di Israel utara itu untuk kali ketiga pada hari Minggu, setelah dua serangan pesawat tak berawak menargetkan pangkalan lain di daerah yang sama.

Sementara itu, pemboman baru Israel menargetkan pinggiran selatan Beirut pada hari Minggu, yang menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, tak lama setelah tentara Israel meminta penduduk untuk mengevakuasi dua daerah di kubu Hizbullah itu yang terus menerus menjadi sasaran pemboman. selama beberapa hari.

Badan resmi tersebut mengatakan, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan dua serangan di pinggiran selatan, yang pertama menargetkan wilayah Saint Therese, dan yang kedua menargetkan wilayah Burj al-Barajneh.

Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP  (Agence France-Presse) bahwa serangan yang menargetkan Saint Therese itu meratakan sebuah bangunan. (*)